Friday, March 30, 2012

Maybe Ratu Felisha like this, Maybe??

Mungkin Kata-kata itu tak akan pernah dapat dilupakan Oleh Ratu Felisha sepanjang sisa hidupnya, Bagaimana tidak Pertemuan tak terduga dengan Mantan Pacarnya beserta Si Cabo Andien itu membuat Amarahnya tersulut, belum lagi Sorakan teman-temannya yang membuatnya berani melakukan Hal bodoh ini..21 Plaza Senayan seolah menjadi saksi bisu kebodohannya..

Gara-gara itu dia harus menghadapi hukuman meringkuk dalam Tahanan dan kini harus ditambah dengan tuntutan berlapis,..Apalagi ketika bukti baru membuatnya makin sulit menghindar dari Tuntutan itu,..Berbagai upaya damai telah dicobanya namun tak membuahkan hasil..

"Ya Sodara Ratu Felisha, Bagaimana Tanggapan Anda tentang Bukti baru ini,.." Kata Polisi Berkumis yang mungkin pimpinan di kantor itu, sambil menyerahkan kertas-kertas berisi uraian para saksi yang memberatkan dirinya,..

Ratu Felisha tampak tak percaya dengan apa yang dibacanya,.. Seluruh pernyataan yang ada di situ makin menyudutkan posisinya, bahkan Pengakuan teman-temannya pun membuatnya tersudut,..

"Apa Anda siap memberi keterangan..?" Tanya Polisi berkumis itu..
"Tapi ini bohong Pak," Bela-Nya
"Ya anda katakana saja pembelaan Saudari,..Tolong dicatat Sersan Amin, " Kata Polisi berkumis itu sambil menyuruh polisi Gendut disebelahnya untuk mencatat kata-kata Ratu

Di ruangan itu hanya tersisa 4 orang termasuk Sang Terdakwa, seorang sisanya adalah seorang Polisi jaga berpangkat Kopral Yang bertubuh hitam Kekar selayaknya orang-orang Ambon,

"Tapi Pak, ini bohong" Wajahnya tampak Panik seolah bingung harus memberi keterangan apa, dia menyadari semua kesalahannya, dan semua pernyataan itu benar adanya, namun bila harus mengakui hal itu sama saja dengan menjebloskan dirinya dalam penjara,..

"Jadi Bagaimana Saudari Tanya Polisi Berkumis itu lagi,..
"Tolong pak tolong saya, Saya ga mau dipenjara..Tolong.." Mohonnya..
"Kami tidak bisa menolong, kami harus membuktikan Kebenaran"
"Tapi pak saya takut, saya mau bayar berapa-pun...Tolong"
"Maaf Saya tak bisa membantu, kecuali.." Kata Polisi itu,. Sebuah senyum licik terselip diwajahnya..

"Tapi apa pak?? Anda mau minta berapa???" Tanya Feli bersemangat..
"Kecuali anda bisa menyenangkan kami..."
"Berkelakuan baik maksud Bapak?"
"Hahaha, Saya yakin anda tahu,.."

Kata-kata itu bagai isyarat SKAK-MAT bagi Feli, dia mengerti, namun tak mungkin dia harus melakukan hal itu dengan Polisi ini,..Semua orang tahu reputasinya, sebagai ratu Clubbuing, dengan tariff 10 juta untuk One Stay, berbagai jenis hidung belang pernah dilayaninya, tapi senua adalah Bos-bos High Class, bagaimana mungkin dia melakukan dengan Polisi Miskin dan dekil seperti mereka...
Dia pun berusaha menawar pada Polisi itu,. Sambil pura-pura tak tahu..
"Maksud Bapak, menari Erotis seperti di Film saya?..." Tanyannya..
"Hmmm, Boleh saja.. Itu juga menyenangkan.." Jawab Polisi itu sambil diiringi tawa rekan-rekannya..

Feli sadar mungkin hanya ini satu-satunya kesempatan untuk menyelamatkan dirinya..
Sementara Polisi Berkumis menyuruh Polisi Jaga itu untuk menutup pintu dan semua Horden di Kantor itu,..Feli tampak termenung mempersiapkan diri melakukan sesuatu yang memalukan bagi dirinya,..

Ketika para Polisi itu sudah berkumpul duduk di sebuah Sofa, Polisi itu kembali menyuruh Feli untuk segera melakukan Aksinya.. Dengan Langkah berat feli pun menuju Tengah Ruangan itu, dan mulai menari diiringi sorakan Polisi-polisi itu, Wajahnya tampak memerah menahan malu ketika tubuhnya mulai bergoyang,..

"Buka Donk Jaketnya!!" Kata Si Gendut,..Feli pun terpaksa menuruti kemauan si gendut dan membuka Jaketnya, sehingga tubuhnya hanya menyisakan Tanktop Pink yang tertutup oleh jaket tadi, dan celana Jeans Pendek yang tak mampu menutupi pahanya yang mulus,..

Pinggul Feli bergoyang kesana-kemari,..Tubuhnya meliuk-liuk erotis, apalagi kerika dia menarik sebuah bangku dan mengangkat kaki kirinya, sedangkan dia menari seolah sedang bersetubuh, makin lama wajah Feli mulai Rileks dan tampak menikmati tariannya..

Sementara para Polisi makin bernafsu melihat pertunjukan itu, mereka makin riuh bersorak yang membuatnya makin liar menari, ..
"Buka Lagi donk Bajunya!!!" Kata Polisi Berkumis, mendengar itu Feli berhenti menari seolah menolaknya..Namun Bungkus Rokok melayang menerjang Wajahnya,..Para Polisi itu bertampang sangar serupa dengan wajah para penjahat yang merka tangkap,..

Terpaksa Feli pun menuruti kemauan mereka dan membuka TankTopnya, Bra Hitam yang menutupi Buah dada-nya seolah menyembunyikan Harta tersembunyi yang membuat orang seolah bernafsu untuk melihat isinya..

Feli pun kembali menari, agak canggung memang karena harus kembali membiasakan diri, namun begitu Tariannya semakin indah untuk dilihat karena Payudaranya seolah terpental kesana-kemari, mengikuti tariannya yang makin Panas,

Dengan terpaksa Feli memelorotkan Celana Jeans pendeknya, yang disambut dengan tawa ke 2 polisi itu, Polisi yang berkumis itu menghampiri tubuh Ratu yangkini hanya terbungkus oleh Bra dan Celana dalamnya..

Dengan Bernafsu polisi itu mencengkram keras dada Feli, dan meremasnya dengan kasar,...."Aduh pak,.." ucapnya disela-sela rintihannya,..
Polisi yang lain malah menyoraki rekannya yang mengerjai Feli,..

Polisi itu makin bernafsu, Lidahnya terus menjilati seluruh permukaan wajah Feli, Terkadang Lidahnya yang kasar menyapu leher dan telinga Feli sampai membuatnya Mengelinjang..Tubuhnya yang Sintal itu pasrah menghadapi kekasaran Polisi ini yang mengancamnya dengan Pasal berlapis-lapis, Bagaimana mungkin di Usianya yang baru 24 Tahun dia mampu bertahan menghadapi Penjara yang kelam, belum lagi Karier-nya yang dengan susah payah dia bangun akan hancur oleh kebodohannya kali ini,..

Jemari kasar Polisi itu mulai menjelajah ke Daerah Vagina-nya yang masih tertutupi celana dalam,.. Telunjuk Polisi itu mulai masuk di sela-sela selangkangan Feli, sementara Polisi itu mulai jongkok sambil terus menjilati Tubuh dan pusar Feli yang membuat Feli hanya bisa mendesah dan menutup matanya menahan Birahinya yang mulai naik,..

Kakinya mulai gemetar tak sanggup menopang tubuhnya yang makin terbuai dalam sensasi ini, terlebih ketika Polisi itu mulai menjilati selangkangannya, terkadang lidah kasarnya menyapu pahanya yang membuatnya makin sulit menahan tubuhnya untuk tak terjatuh,..

Polisi Gendut mendekat dan membantu menopang tubuh Feli, dari belakang dia memeluk tubuh mulus itu, namun tentu bukan hanya niat menolong yang ada dipikarn Polisi itu, tanganya yang gempal segera mencengkram dada Feli, dibukanya Bra Hitam yang menutupi Buah dadanya, Putingnya yang kecoklatan membuat Polisi itu makin bernafsu mengerayangi buah dada-nya,..

"Mmmppph,, aaaahhhh" desah Feli menahan sensasi yang dirasakannya, ketika Jemari gempal polisi itu mengerayangi dadanya dengan kasar, belum lagi ketika dengan kasar polisi itu mulai memilin Putingnya yang besar dengan kasar, sementara Lidah kedua polisi itu seakan tak pernah berhenti menjilati seluruh tubuhnya,..

Wajah cantik Feli tampak mulai menikmati permainan ini, bibirnya hanya bisa mendesah tak karuan tak kala, seorang polisi yang lain ikut mendekat dan menjilti dadanya yang satunya, dengan kasar polisi itu mulai menghisap puting susunya sambil sesekali mengigit...

Polisi berkumis itu menarik celana dalam Feli.. Vaginanya yang ditumbuhi Bulu kemaluan yang cukup membuat polisi itu kembali berkomentar,?
"Nah, gue paling demen nich Memek yang kaya gini,.Wangi lagi, Kapan lagi bisa gini ma Artis..." Ujarnya sambil tertawa,..
Setelah itu, polisi itu segera merenggangkan kedua betis Feli, sehingga memudahkannya untuk menjilati vagina Feli,..Lidah kasar itu begitu lihai menjalankan Tugasnya,.. wajah Feli menampakan kepuasan atas permainan mereka?

Sesekali Polisi itu menghisap Clitorisnya sampai membuatnya bagaikan melayang diatas awan, belum lagi kumis tebal Polisi itu memberikan sensasi lebih untuknya,..
Lidah Polisi itu begitu liar menari di mulut Vaginanya, Kini jemari telunjuk pun diacungkan Oleh Polisi itu, Namun Feli tak menyadarinya sampai Jemari itu mulai mengoreki kemaluannya?

"Ooooohhh" Ketika Jemari itu mulai masuk ke Vaginanya,.. Jemari itu saja sudah cukup besar, belum lagi Polisi itu mengenakan Cincin Batu Akik yang besar, terkadang Cincin itu ikut masuk dalam Vaginanya, yang memberikan rasa sakit sekaligus nikmat baginya..

Jemari Polisi itu ditambah, hisapan-hisapan dan tangan-tangan kasar yang mengerayangi tubuhnya membuatnya makin tak sanggup lagi menahan birahinya,..Ketika polisi Gendut itu mulai menciuminya sudah tak ada lagi harga diri yang perlu dipertahankannya,.. dengan penuh Nafsu Feli mulai membalas Permainan Lidah Polisi Gendut itu,..

Mereka Terus Bercumbu disela-sela desah nikmat yang terselip diantara lidah-nya, Telenjuk Polisi itu semakin cepat meluncur dalam Vagina-nya yang mulai basaholeh ludah Polisi itu dan Cairan Vaginannya sendiri,..

Polisi Ambon itu pun makin Liar mempermainkan Dada Feli, dengan Kasar dia terus memilin serta menghisap Putting susunya seolah sedang menyusu, Sensasi itu menyadarkan dirinya akan Organsme yang akan segera mendera-nya..

Tersadar, Feli berusaha sekuat tenaga untuk menahan Organsme itu, Namun Vaginannya semakin basah yang membuat Polis berkumis makin lancar dan cepat menusuk-nusukan Jemarinya dalam Vagina Feli,..

Otot-otot vagina-nya mulai berdenyut?
"Oooohhhh" Tak kala Cairan Cinta-nya meluncur deras dari sela-sela Vaginanya, Organsme itu tak kuasa ditahannya, Tubuhnya langsung limbung, Polisi gendut itu berinisiatif membopong tubuh lemahnya ke sofa tadi dan menidurkan , sementara polisi berkumis itu tampak tak mempercayai pemandangan yang dilihatnya,..Cairan Cinta Feli yang meledak itu sangat banyak yang membuat sebagian dari cairan cinta itu mengenang di Lantai Kantor itu, sementara Jemari Polisi berkumis itu penuh oleh lendir cairan Cinta-nya..

Polisi Berkumis itu segera membuka pakainanya, penisnya yang lumayan besar tamapk sudah berdiri tegak, Melihatnya saja sudah membuat Felibergidik membayangkan Penis itu menyetubuhinya,..Polisi itu mengangkat pinggul Feli, sementara sebagian tubuh Feli masih terlentang di Sofa

Polisi itu mengangkat Pinggul Feli sampai ke pingganganya, Penisnya yang hitam Sudah mengacung seolah siap menyetubuhinya,..Perlahan jemari Polisi berkumis itu memoles Vagina Feli,..Feli hanya bisa menutup matanya, ketika perlahan Penis Polisi itu mulai masuk dalam Vaginanya,..

Penis Polisi itu membuatnya merasa sesak, penis itu sedikit demi sedikit mulai mengisi lubang kenikmatannya, rasa sakit yang menderanya mulai berubah menjadi kenikmatan perlahan Penis itu mulai memompa vagina Feli, perlahan namun makin cepat, sementara si Gendut mulai memereteli Pakaiannya,..Dia pun mendekati Feli yang sedang disetubuhi temannya itu,..

"Bos, Bagi-bagi donk.." kata si Gendut,..
"Minta Sepog aja sana!!" Kata si Kumis..
"Mau Ga??" Tanya si gendut pada Feli..
Feli pun mengelengkan kepalanya seolah jijik..
"Harus mau" Kata si Gendut sambil memasukan Penisnya dalam mulut Feli

Feli pun kelimpungan menerima Penis Gendut, yang walaupun tak besar, namun dia kaget juga ketika penis itu tiba-tiba menjejali mulutnya,..Sementar polisi berkumis segera membalikan tubuh Feli, dan menyetubuhi Feli dalam posisi Doggy, memudahkan Rekannya si Gendut yang duduk di sofa untuk menerima service dari Ratu Felisha..

Si Polisi Ambon pun ingin segera ikut teman-temannya, dia membuka pakaian dinasnya, namun dicegah oleh si Gendut, "Lu masih Kopral, ga boleh ikut-ikut!!"
Si Polisi Ambon pun terpaksa menuruti perintah atasanya dan duduk di kursinya, sambil menikmat teman-temanya menyetubuhi Artis Idolanya, sambil menahan Konak..

Polisi berkumis itu terus memompa penisnya dengan Kasar dalam Vagina Feli, Sementara Tangan Feli harus tetap mengocol Penis Polisi Gendut itu, Bibir Feli seolah talk pernah berhenti mendesah tak karuan, otot-otot Vaginannya seolah berdenyut tak karuan?

Polisi itu makin bernafsu memompa Feli yang mulai menghisap penis rekannya,..
"Lu Perek ya?? Iyakan?? Bener kan Artis-artis kaya lu banyak yang jadi Perek!!" Tanya Polisi itu..
"Engak,..hmmm,?ahhh" Ucapnya, berusaha mempertahankan harga diri dan Profesinya,..Namun apa yang dilakukannya seolah berbeda dengan ucapannya, Feli makin bernafsu menghisap Polisi Gendut ketika jempol Polisi berkumis mulai menari di muka Anusnya,.. Hisapannya yang makin bernafu membuat polisi Gendut itu hanya bisa menutup matanya menahan desah kenikmatan karena Deep Throat Feli,..

"Ughhhh.." Erang Polisi itu ketika Dia Meledak dalam vagina Veli,..Menerima Ledakan itu Feli pun ikut berorgansme, dia tak takut akan kehamilan, Karena sebagai Artis dia sudah melakukan suntik KB untuk kehamilan saat berjuang memperebutkan Order dengan Para Produser..
Tak lama setelah itu giliran Polisi Gendut yang meledak, Penisnya mengeras sebelum akhirnya spermanya meluncur deras ke wajah cantik Feli..Setelah itu Polisi Berkumis itu melepaskan penisnya dari dalam Vagina Feli, dan berpindah duduk, Tubuh lemah Feli hanya bisa tergeletak di lantai dengan Nafas tersengal, Kepalanya masih bersandar pada paha si Gendut yang terduduk santai di Sofa,sementara tangannya masih mengengam penis Si Gendut yang sudah terkulai lemah,..

Tak Lama Penis Si Gendut itu sudah dapat berdiri tegak lagi..Dinaikannya tubuh lemah Feli dalam pelukannya, Dia pun mengacungkan Penisnya ke Vagina Feli yang setengah duduk membelakanginya, Perlahan Feli pun menurunkan Duduknya sementara Penis Si Gendut yang tak seberapa besar mulai masuk dalam Vaginanya, Walaupun penis si Gendut ga Besar-besar amat, namun itu cukup untuk membuatnya kesakitan ketika penis itu mulai masuk perlahan dalam vaginanya yang sempit itu,..

Ketika Penis itu amblas seluruhnya dalam Vagina Feli, Si Gendut pun segera menampar pantat Feli seolah memacunya untuk segera mengerakan tubuhnya naik turun? Feli pun mulai mengerakan tubuhnya naik turun, dipacunya penis si Gendut, perlahan makin lama gerakan itupun makin cepat, sementar Si Polisi berkumis sudah mampu membuat penisnya berdiri tegak lagi dan menghampiri Feli yang sedang menyetubuhi temannya..

Polisi berkumis itu naik keatas sofa, tangannya mengarahkan wajah Feli yang tampak Horny kearah penisnya, Feli pun segera mersponse dengan memasukan penis itu dalam mulutnya,..Tangannya pun merogohi Kantong Penis Polisi itu, dengan bernafsu dia menyepong polisi itu tanpa rasa Jijik sedikitpun..

Polisi Gendut pun berusaha Membuat Feli makin bernafsu mengenjotnya, dia tun menyelipkan Jemarinya ke Vagin Feli dan mulai memijit Clitorisnya,..pijitan itu membuat Feli makin menikmati Pemerkosaan ini, dan membuatnya mengenjot Gendut makin Cepat,..Sementara tangan Si Gendut terus mengerayangi Payudaranya, dan tangan satunya menyodok dalam Vagina Feli,

Sensasi ini kembali membuat Birahinya naik, perlahan, Perasan itu makinmembesar seolah membuatnya akan meledak, Sementar si Gendut mulai ikut mengoyangkan pinggulnya, menambah sensasi yang dirasakanya, si Kumis pun mulai ikut menyodok-nyodokan penisnya dalam mulut Feli,..

"Oooooh?" Erang Feli ketika dia kembali berorgansme, tubuhnya mengelinjang sesaat, namun jemari si Gendut terus mengenjot Vagina Feli yang membuatnya kembali berorgansme untuk kesekian kalinya,..

"Gila gue ga nyangka bisa kaya gini.." Ujar Polisi berkumis itu menyaksikan Cairan Cinta Feli yang luber sampai membasahi sofa itu..Sementara itu tubuh Feli yang masih lemas itu kembali digenjot si Gendut nafasnya tersengal, ketika Penis itu kembali menyetubuhinya, sementara Penis kumis kembali maju mundur dalam mulutnya?

Tak lama, Giliran Polisi berkumis yang tak sanggup menahan Ledakannya, Dia pun meledak dalam mulut Feli, sebagian Spermanya bahkan meluncur langsung kedalam Mulut Feli yang membuatnya tersedak, namun Poli itu segera meutup mulut Feli, dan menyuruh Feli untuk menelan seluruh Spermanya,..Dengan Terpaksa Feli pun menuruti kemauan Polisi itu,..

Si Gendut Berganti Posisi, Ditidurkannya tubuh molek Feli ke sofa, dan mengangkat satu kakinya, Dan kembali mengenjot Feli dengan Bernafsu..

Perutnya yang gendut bertubrukan dengan Paha Feli yang Mulus, menimbulkan bunyi yangnyaring,..Sementara Lemak Polisi itu bergoyang kesana-kemari,..Payudara feli pun ikut terpelanting kesana kemari,..

Feli hanya bisa mendesah menikmati permainan si Gendut sementara tangan si Gendut mulai menari di Clitoris Feli yang membuatnya makin kenikmatan, Tanpa sadar jemari Feli mulai memainkan Putingnya sendiri..

Si Gendut terus mengenjot sampai akhirnya Feli kembali berorgansme yang membuat Otot-otot vaginanya mengejang dan membuat polisi Gendut itu pun ikut meledak dalam vagina Feli...

Sperma yang bercampur cairan Cinta Feli mengalir disela-sela Vaginanya, sementara itu Feli mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, Polisi itu pun menarik penisnya dari dalam Vagina Feli, dia pun beranjak menuju tempat temannya, sementar Feli merebahkan dirinya di Sofa itu..





Sandra Dewi Malaikat

Pada sebuah suatu malam yang sangat panas, aku lagi nyantai di depan kompi sambil menikmati sebuah thread di DS yang berisi pic milik Sandra Dewi. Lama ku pandangi wajah ayu artis yang pernah tersandung kasus pemalsuan foto-nya di internet tersebut. Cenut-cenut kepala ku rasanya karena konak yang tak tertahan tiba-tiba menyeruak. Ku sentuh layar di bagian dada dari foto Sandra Dewi, sambil membayangkan bagaimana rasa "asli" dari dada tersebut.

Khayalan ku terputus tiba-tiba karena panas yang terus menyerang tiada henti. ku putuskan untuk beristirahat sebentar, sekaligus menghilangkan konak yang melanda. Aku berdiri lalu membuka jendela kamar ku agar udara segar dapat masuk. Setelah itu ku rebahkan diri ku di kasur, sambil menghela nafas panjang.

"Ah, seandainya aja malam ini Sandra Dewi tiba-tiba nongol di jendela kamar ku. Pasti, langsung ku eksekusi hehe..." begitu kata ku dalam hati. Kemudian ku tutup mata ku sambil membayangkan kembali gambar-gambar Sandra Dewi yang ku lihat tadi.

Saat sedang asyik berkhayal tiba-tiba terdengar suara ketukan di jendela kamar ku.

TOK... TOK... TOK...

Duh! siapa sih malam-malam gini ngetuk-ngetuk jendela, kurang kerjaan banget pikir ku. Aku berdiri dan berjalan ke arah jendela, namun langkah ku terhenti tepat di depan jendela. Aku tak percaya apa yang ku lihat.....

MALAIKAT SANDRA DEWI!!! HAH?!

"Hallo... Selamat malam..." Malaikat Sandra Dewi berkata di ambang jendela
"Ma... malam..." balas ku gugup.
"Elo Rere, yang manggil gw ya? ada perlu apa malam-malam gini?" Sandra Dewi kembali bertanya.
"Eh...eh..." aku kebingungan untuk menjawab.
"Duu... gugup banget si... nyante dong Re.." Sandra Dewi mencoba menenangkan ku.
"Aku boleh masuk ga, kalo ga boleh.. aku pergi aja deh.." Sandra Dewi kembali berkata.

"Eh... jangan pergi, ayo sini masuk... masuk" pinta ku yang tidak ingin si malaikat cantik itu pergi.

Aneh juga rasa nya melihat Sandra Dewi malam-malam masuk ke kamar ku lewat jendela. hehe...
Begitu di dalam kamar ku lihat mata si Sandra Dewi melirik ke arah kompi ku yang masih membuka thread berisi pic-pic Sandra Dewi tadi.

"Oh... jadi ini yang bikin kamu manggil aku malam-malam gini" Sandra Dewi berkata dengan nada menggoda.
"I..iya.. maaf ya udah ngerepotin.." balas ku yang masih gugup ga karuan.
"Kan tadi ku bilang jangan gugup... gimana si lo Re... cewek pujaan hati udah di depan mata tapi tingkahnya malah kayak gitu.. hihihi" tawa renyahnya terdengar.
Aku tersipu malu mendengarnya.
"Elo tau ga, kalo Tuhan tuh selalu mendengar doa dari orang-orang yang teraniaya... dan kadang-kadang jawaban dari doa itu langsung di berikan pada orang tersebut... " Sandra Dewi kembali berkata.
"Jadi..." balas ku tak mengerti.
"Gini... malam ini kan elo teraniaya karena foto-foto itu... dan elo langsung berdoa... karena elo termasuk orang baik maka aku di utus kemari untuk mengatasi kesengsaraan lo..." balas nya manja.

Wuaahhh... walau ga percaya tapi kenyataanya dia emang malam ini ada di depan ku, ya gimana lagi.
Tiba-tiba Sandra Dewi menatap ku tajam.

"Gw tau apa yang lo mau dari gw malam ini...."

Kemudian ia mendorong ku ke arah ranjang hingga aku berada di posisi tidur. Ia kemudian berada di atas ku dan membelai rambut ku yang hitam lurus sambil berkata...

"Malam ini gw milik lo..."

Nafas ku seketika memburu kencang. Tangan-tangan mungil itu turun perlahan ke arah selangkangan ku dan menggosok "burung" yang memang sudah tegang sedari tadi. Rasa nikmat itu menjalar hingga ke ubun-ubun kepala ku. Tak tahan melihat keindahan dunia yang berada di depan mata ku, lalu ku rangkul si Sandra Dewi dan ku darat kan ciuman di bibir kecilnya yang seksi dan menggoda itu...

Mmh... mmhh...
Suara cumbuan kami terdengar menggelora. Ku nikmati bibir itu di setiap jengkal nya, di bibir bawah yang tebal dan kenyal, bibir atas yang tipis dan seksi dan di ujung bibir yang menyimpan misteri yang belum terjamah. Setelah itu ku masukkan lidah ku ke dalam mulutnya, lidahnya bertemu lidah ku. Lidah itu mungil, basah dan bernafsu... Ku lumat lidah itu dengan seluruh gairah yang ku rasakan. Ku basahi lidah itu... lagi... lagi... dan lagi...

Tak akan ku lupakan ciuman ini, ciuman terindah dan terpanas yang pernah ku nikmati...

Sandra Dewi tersenyum kecil menatap wajah ku yang memerah... oh indahnya senyum itu...

"Mmm... gw pengen liat permainan mu sehebat ciuman mu apa nggak..." katanya menggoda.

Hah... hah.. nafas ku berpacu begitu kencang. Ku buka baju ku dan ku lempar ke samping ranjang. Sandra Dewi kemudian tunduk dan mencium dada ku yang terbuka. Ciuman itu begitu bergelora sampai-sampai bulu kuduk ku berdiri. Sandra Dewi mencium dada ku kemudian menjilat-jilatnya dengan lidahnya, Makin lama jilatan itu semakin turun dan semakin turun...

Akhirnya jilatan itu berada tepat di tempat "burung" ku bersarang.

"Waduh... kok keliatannya sudah tegang banget si Re..." goda Sandra Dewi.
"hehehe..." aku tertawa kecil.

Tangan indahnya kemudian bergerak menurunkan celana kolor ku yang sudah terasa sempit sekali...

"WOW! besar juga ya "burung"mu Re!" Sandra Dewi terkaget-kaget.
"Spesial buat kamu San..." balas ku yang sebenarnya juga terheran-heran, tidak biasanya "burung" ku menegang sepanjang itu, sepertinya panjangnya bertambah menjadi 22cm padahal biasanya cuma 18cm hehehe...
"Uh... keliatannya nikmat banget ku..." Sandra Dewi melirik bernafsu.

Tanpa ragu kemudian di kulumnya "burung"ku yang oversized tersebut. Mulut mungil dan seksi itu terlihat sempit seiring "burung" ku yang berhasil masuk dan mengoyak ke"perawanannya". Kepala Sandra Dewi bergerak naik turun dengan semangat sambil sesekali tangannya menggosok batang "burung" ku.

mmmh...mmmhh...

Suara tertahan yang indah itu terdengar membahana di seantero jagad raya ku. Gosokkan dan kuluman itu semakin kencang dan rasa geli dan nikmatnya membuatku mendesah tak tertahan. 2... 5... 10... 15 menit kemudian crot... crott.. sperma ku meledak di mulut mungil itu.

"Ahh.. ahh.. San... maaf ya... aku udah g tahan si..." aku merasa bersalah.
"Slurp... slurp... gapapa kok... aku kebetulan suka rasanya yang asin dan kental itu hihihi... " balasnya sambil membersihkan sperma-sperma yang tertumpah di sekitar mulutnya menggunakan lidahnya.

"Re... kamu masih sanggup kan? lanjut yuk!" pinta nya.
"Tenang San... itu tadi cuma pemanasan kok. "kantong" ku masih penuh kalo kamu masih pengen ngerasain yang asin-asin dan kental.. hehe..." balas ku memanaskan suasana.

Sandra Dewi kemudian berdiri sambil membuka pakaiannya satu-persatu...

Sandra Dewi yang telah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun, kemudian naik dan membuka selangkangannya di depan wajah ku.

"Re... Jilatin meqi ku dong... " desahnya.

Lalu ku julurkan lidah ku ke bibir meqi nya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis yang menggoda. Bau wangi keluar dari meqi Sandra Dewi yang mulai berlendir tersebut. Ku main kan lidah ku dengan liar dan tak kenal ampun, ku jilati klitorisnya yang menonjol kemerahan. Klitoris itu berdenyut lembut seolah membalas jilatan ku yang bergelora. Ku angkat tangan ku dan ku raih kedua "bukit" kembar yang menantang tersebut, ku remas "bukit" itu dengan lembut namun penuh nafsu. Ku mainkan kedua puting merah muda yang telah tampak tegang tersebut. Ku goyangkan jari-jari ku sambil terus menjilat meqi nya. Badan Sandra Dewi yang montok itu terasa tegang dan terus mengeluarkan keringat yang makin membuat birahi ku semakin membara. Ku tusukkan lidah ku semakin dalam dan goyang-goyangkan ujung nya di ujung meqi Sandra Dewi yang sempit dan basah berlendir itu...

"Ahh.. ahh... " erang Sandra Dewi nikmat.
"Ehh.. Re.. Ehh... masukin dong... ku dah ga tahan ni... pliss..." pintanya memohon.

Akhirnya ku pindahkan dia tepat di atas "burung" ku lalu ku masukan "burung" itu penuh suka cita. Ku goyangkan pinggul ku pelan-pelan mengikuti irama goyangan Sandra Dewi yang berada di atas ku. Ku rasakan jepitan meqi nya yang rapat itu membuat ku merintih keenakan. Ku dorongkan "burung" lebih dalam lagi... AHHH... Sandra Dewi berteriak keenakan. "Burung" ku yang lagi oversized itu rupanya hampir tidak muat di meqi Sandra Dewi yang sempit itu. Lendir kewanitaan keluar tiada henti dari celah-celah yang tercipta diantara "burung" ku dan meqi nya.

"Re... terus re... ahh... ahh..." erangnya nikmat.
"egh.. egh.. ah... ah... " aku mendorong semakin kencang sambil mendesah.

Ku nikmati setiap detik yang berlalu, ku pasrah kan jiwa ku bersatu dengan goyangan dan desahan yang makin liar dan tak terkendali. Sekali waktu ku biarkan Sandra Dewi mengomando ku, di kali yang lain ku ambil alih komando itu dan ku bimbing ia menuju kenikmatan.

"Ahh...ahh...AAAAAAHHHHH" erangan panjang Sandra Dewi terdengar seiring cairan kewanitaan yang muncrat dan terasa di ujung "burung" ku.
"AHHHHHH..." erang ku lalu CROOT... CRrooot.. croot... keluar juga sperma ku untuk kali kedua namun kali ini keluar di dalam meqi Sandra Dewi...

Sandra Dewi yang kelelahan kemudian merebahkan diri di samping ku. Ku pandangi wajah nya yang terlihat semakin cantik karena telah mencapai puncak kenikmatan.

"ah.. ah... lo hebat ya ternyata Re... ga sia-sia aku datang malam ini" katanya kemudian.
"heh... hehh... lo juga San... gw udah lama jatuh hati sama lo... ga nyangka malam ini akhirnya kesampaian juga..." balas ku.
"hehehe... iya deh, tapi aku ga bisa lama-lama nih... soalnya masih banyak panggilan doa yang harus ku jawab..." ia tersenyum kemudian mengangkat badannya yang terlihat lelah itu sambil mengenakan pakaian nya satu persatu.
"loh? apa g bisa kamu nemenin aku sebentar lagi... aku kan ga tau kapan lagi malam ini bisa terulang... " jawab ku lirih.

Sandra Dewi hanya menjawab dengan senyuman sambil terus melangkah ke ambang jendela.

"San... jangan pergi dong..." kali ini aku memohon.
"Re... denger ya... kalo kamu di kemudian hari merasa teraniaya dan berdoa dengan tulus seperti malam ini... aku janji aku pasti kembali... dan lain kali aku janji bawa temen ku...

...kamu pasti kenal sama teman ku yang satu ini... " balasnya sambil tersenyum, senyuman termanis yang pernah ku lihat seumur hidup ku.

"Tapi... San..." iba ku.

Kemudian sang malaikat Sandra Dewi mengembangkan sayapnya dan terbang keluar dari jendela kamar ku. Tangannya melambai mengucapkan salam perpisahan pada ku.

"SANDRAAA DEWI!!!!!" erang ku putus asa...
"Sandraaaa..."
"Sannd....ra.."
"San..."

BYURRRR!!!

"Bleahh... bleahh..." teriak ku seketika.
Ku buka kedua mata ku dan ku pandangi baju ku yang basah kuyup.
Ku intip di sebelah ranjang ku, sudah berdiri emak ku sambil membawa ember yang sudah kosong.

"SANDRA... SANDRA... mimpi basah lo ya?! Makanya tidur cepet biar ga mimpi yang aneh-aneh..." Emak berteriak
"Sudah sekarang bangun! Cari kerja sono, masak tiap hari cuma internetan mlulu kerjanya!" perintah emak ku sambil meninggalkan kamar ku.

duh.. ternyata cuma mimpi yang ku alami tadi malam... tapi tiba-tiba ku rasakan sebuah benda di tangan ku, ku buka tangan ku dan ku lihat sebuah bulu putih seperti milik malaikat berada di sana.
aku tersenyum dan berkata...

"ah... malam ini aku bakal berdoa lebih khusyuk lagi... hehe..."

End...





Kado spesial

Aku belum bener2 mengerti soal self bondage waktu ini. Kira-kira setaon yg lalu kejadiannya. Waktu itu, bondage bagiku emank bertujuan membuat yg diiket menjadi tidak bisa lepas, apapun konsekuensinya. Termasuk self bondage. So, aku belajar sedikit tali-temali ke tangan sendiri, lalu meminjam borgol dan ballgag punya cowokku (spesial tuh, krn ada kaitnya di depan, sehingga bisa ditarik2 ke objek lain).

Tujuanku, aku mau kasih kado buat temanku Tina (sory y Tin, namamu kusebut tanpa sensor) yg berulang tahun. Well, actually Tina itu wkt itu lbh condong sebagai teman slaveku, dia blm pernah jadi mistress tunggal. Makanya aku menyiapin kado khusus buat dia,...seorang slave...cewek... nude dan terikat tak berdaya....sendiri di kamar kostnya.... yaitu aku.

Persiapan pembukaan sukses, aku meminjam kunci kamarnya, waktu dia lg ujian. Musim ujian, smua anak kost msh ujian (kebetulan aku wkt itu tidak ujian). Pembantu kostnya dah tau aku biasa maen ke kamar Tina, sambil menutup rapat pintu dan korden (tau sendiri kan maen apa?). Jadi, seperti rencana semula, aku masuk dikamarnya.

Aku menanggalkan seluruh pakaianku, lalu mengepang dua rambutku biar lucu. Kemudian menulisisebuah surat berisi ucapan met ultah, lalu aku lakban tepat di tengah perutku.

Kemudian, aku memakai ballgag, lalu mengikat kedua pergelangan kakiku dan pahaku. Putingku kuberi penjepit jemuran..uughh... aku mulai menjerit, untung aku dah memakai ballgag. Sementara, aku masih menginjak sebuah dingklik (kursi kecil) yang tingginya sekitar 15 cm. Kamudian sebuah tali aku ikatkan di ballgagku, lalu kulewatkan di kait di langit2. Yah, kait ini memang sering aku pakai untuk menggantung Tina disitu. Kali ini untukku. Tali itu turun dari depanku, lalu masuk ke selangkanganku, kebelakang. Rencanaku, tali itu kuikat di tengah borgol, lalu tanganku kuborgol sendiri. Jarak tali harus pas, sehingga knot di vagina dan anusku pas. Ide simple untuk membuat kado. Setelah kuborgol tanganku, aku melompat untuk menendang jatuh dingklik di bawahku. Jadilah aku kembali menjerit karena aku turun 15 cm, berarti tali itu meregang di vagina dan anusku. Hukuman gantung untukku sendiri.

But i got more than expected! Sewaktu dah terborgol, aku mendengar langkah kaki...dep dep dep... Dari suaranya aku tau itu cece kamar seberang. Dia naik ke lantai 2 , sambil teriak ke pembantu kost tanya apakah Tina ada. "oh my". Dia bakal masuk ke kamar Tina, sementara aku dah terikat tak berdaya begitu. Pintu jauh drku, dan akupun lupa mengunci.

Krieeett.. Baa! Aku tertangkap basah oleh cc itu seorang. Dia cukup terkejut, tapi setelah beberapa detik, dia lalu mengenali wajahku dan berkata, "oh kamu? Ternyata kamu juga suka begituan".

Dia cukup baik untuk menutup pintu, meminimkan anak kost lain melihatku. Ternyata kelas atas dah pulang duluan. Mukaku merah malu. Tapi tidak bisa apa2. Wajahku menghadap ke langit2 krn tali meregang itu, aku hanya bisa melihat cece waktu dia disampingku. Namun pernyataan cc itu selanjutnya lebih mengagetkanku.

"Seli, ternyata kamu sama aza ma Tina. Mungkin km ga pernah tau ya, aku juga tau klo Tina suka diikat. Di kost ini, aku satu2nya yg pernah maen iket2an ma Tina. Kamu msh kecil sudah suka juga. Sapa yg ngikat km?"

"..a.gghh...uuuff" Tentu cm itu jawabanku

Lalu cece itu membaca suratku, dan dia paham tujuanku.
"Happy Bday ya Tin. Semoga kita tet4ep jadi sahabat. Sekalipun aku sering menyakitimu di kamar ini, aku tetep sayank kamu. Sebagai sedikit permintaan maafku, ijinkan aku memberi upeti slave yg dah ga berdaya ini disini. Salam sayank dr Seli.
Wah! Kado ya? Asik juga si Tina itu. Hehehehe. Hm...aku kasih bonus ya? Free dari cece kok. Kamu mau ambil juga ga masalah, cece pny beberapa"

Lalu cc mengeluarkan sebuah benda kecil, ternyata vibrator kecil dengan kotak kontrolnya. Dia segera memasukkan vibrator itu. Aku menolak dengan menggeleng, tapi aku segera mengerang krn tiap kali aku meenggeleng, vaginaku tergesek. Vibrator itu langsung masuk, menjadikan knot tali sebagai penahannya. Lalu dia melakban kontrolnya ke pahaku. Dan bisa kuduga, dengan tega dia menyalakannya. Vibrator mulai berguyang, aku mulai mengerang, secara reflek, aku menggoyang2 pantatku ke kiri dan kekanan seperti orang menari.

"Aku pergi dulu. Sampein salamku ke Tina ya." Lalu cece itu meraba susuku, memberi sedikit lagi rangsangan ke pahaku dan pantatku.

"..next time, you're mine, okay?".. bisikannya merangsang telingaku. Lalu dia keluar dan menutup pintu kamar.

Ughh,... aku ga tahan dengan vobrator itu. Kulirik jam dinding, Damn! Tina msh 15 menit lagi. Sisi positifnya, kudengar cece itu mengajak semua anak kost yg dah di kost untuk keluar jalan2. Jadi, nantinya Tina bebas mengerjai aku tanpa ada yg bakal mendengar eranganku. Menakutkan, krn aku blm tau Tina seberapa kejam sbg mistress, tp merangsangku mengetahui aku pertamakalinya tidak berdaya didepan cewek yg sudah beberapa kali jadi korban sabukku jepitan jemuranku yg dari kayu.

15 menit, damn...aku dah hampir ga tahan. Aku ga tau aku dah keluar atau belum, tapi seluruh tubuhku panas dingin, berkeringat. Aku harus menjagaa keseimbanganku supaya tidak terjatuh, krn itu akan menarik dengan sangat menyakitkan.

Akhirnya Tina datang... tapi...oh belum selesai...
"Mbak! Panggilkan bakso itu!" Dia mau beli bakso dulu, great.
Dia membuka pintu, tapi sedikitpun tidak melihat ke dalam, hanya melempar tasnya saja, lalu lari keluar lagi. Meninggalkanku dan kamar terbuka. Aaahhh.....
Aku ketakutan kalau ada yg lain yg lihat aku lagi. ("...aku satu2nya di kost ini...") terngiang kata2 cece, artinya, cuma dia di kost ini yg masih bisa memaklumi keanehanku ini. Tina sialan, awas nanti kalau ada kesempatan.
Untungnya, cece benar2 membantu. Dia mengajak semua anak lantai atas kecuali Tina untuk pergi jalan2. Jadi, tak seorangpun melihatku.

sekitar 5 menit kemudian baru Tina masuk kekamar sambil membawa mangkok bakso. Aku tidak akan bisa lupa akan reaksi wajahnya ketika melihatku, sementara mulutnya msh menggigit bakso bulat.

Yah itulah opengalamanku memberi kado. Tepatnya, pengalaman pertama memberi kado temanku yg sangat 'istimewa'. Peristiwa selanjutnya sih biasa aza sebagaimana permainan bdsm. Detil selanjutnya kuceritakan juga ga
Dah dibilang kejadiannya taon lalu kok msh dibilang baru? (atau setaun itu dianggep masih baru?). Ok kulanjutin biar ga jadi arwah penasaran kalian.

Sebagaimana cece, Tina butuh waktu beberapa saat untuk menyadari dan memahami apa yg terjadi di depannya.

Setelah sadar, "Seli? Ngapain km?". Tina menutup pintu.
"Kukira km maenan game komputerku ato baca2 buku. Ternyata kok..... km sendiri? Gimana caranya?" bla bla bla... nich anak bego amat sih. Aku dah ga tahan gini.

Dia berkeliling mengitari aku, masih bengong. Sampai akhirnya dia membaca suratku. Baru senyum simpul ada di wajahnya. "ooo gitu to? Hm...asik juga nih. Sekali-sekali gantian ah, Seli disiksa".

Tina membuka gag ku sedikit, mengijinkan aku bisa bicara sedikit.
"Happy bday Tin. Kamu kok lama amat sih?"
"Yoi sorry td aku kan nyante aza pulangnya. Ga kepikiran sih. Thx ya atas kadonya. Km semalaman disini kan?"
"Lho ga Tin. Aku mesti pulang sblm malam."
"ok deh, ga masalah. Ok aku dandani km dulu"
"Eh tin, juga tolo...hmmmppff..." Tina kembali mengikat gag ku. Padahal aku mau meminta dia mematikan vibrator itu. Dia tau aku paling ga tahan ma vibrator. Entah kali ini dia tidak tau atau pura-pura tidak tau.

Sekarang dia mulai mendandani aku. Sbuah dasi kupu-kupu dipasangkan di leherku. Biasanya itu collar yg kupakaikan ke dia. Bando tanduk setan di kepalaku. Kemudian dia mengikat sikuku... "eehmmmfff"... tali itu tertarik lagi.

Lalu terakhir dia melepas dasi seragamnya, lalu menutup mataku dengan dasi itu. Sekarang aku tidak tahu apa yg akan dikerjakannya. Beberapa menit dia bergerak atau melakukan apa aku tidak tahu. Tiba-tiba dia membuka lagi gag itu.
"Tin, tolong vibrator ini. Aku dah ga ta....hhaaammfff...." oh tidak, celana dalamnya sekarang masuk dimulutku. TIna dah telanjang rupanya. Kurasakan sentuhan tubuhnya, susunya, dan pahanya, tepat mengenai kulit tubuhku. TIna kembali menyegel mulutku, sampai aku nyaris tersedak. "...hm,..hmmmmffff...". Tanpa ampun juga nih anak.

Lalu dia melepas ikatan pada pahaku, dan pergelangan kakiku.
"Sekarang, lebarkan kakimu!"
Aku menolak, krn akan menyakitkan klo kulebarkan. Tali itu....
Plak... penggaris besinya mendarat di susuku. "Ayo!" Aku pelan pelan membuka, Plak, kena lagi susuku yg satunya. "...aarrhh" Aku mengerang. Kupercepat bukaanku. Kira kira selebar langkah sudah. Tali itu menyakitkan.

Tiba-tiba pergelangan kaki kiriku diikat ke sebuah tongkat. Ternyata tongkat sapu. Dan sekali lagi dia memukuli pahaku bertubi2 supaya kakiku melebar selebar tongkat itu. Lalu dia menyelesaikan pekerjaannya dengan kaki kananku.

Now, i'm completely helpless. Dia yg memimpin ritme permainan ini.
"Kufoto ya, kenang-kenangan ku saja kok."
"...ooohhmmffff...."
Ritme vibrator itu mulai berkurang, atau aku kelelahan, atau karena tubuhku dah meregang, aku sudah tidak bergoyang2 lagi karenanya.

Ctar...ctar... sabukku (senjata favoritku) sekarang makan tuannya sendiri. Pantatku, pinggang dan perutku diincarnya. Aku mengerang, Tina tertawa kecil.
Aku pantas menerimanya, karena aku selalu berlaku demikian terhadapnya.
Kira-kira 15-30 menit aku dicambuki.

Tapi, tak kusangka Tina menemukan titik lemahku: anusku diserangnya dengan kayu alay pijat (bentuknya lucu mirip dildo sih, cuma agak melengkung seperti uleg-uleg). Untung sebelum menyerang dia memberi sedikit gel, entah gel apa, mungkin maksudnya melicinkan. Tapi tetap saja, begitu itu masuk, aku menjerit dan meronta seakan-akan mau melompat keluar kamar, tapi tidak bisa.

Oh ah oh ah... cuma itu yg ada dipikiranku. Tina menarik-narik penjepit di putingku ke atas kebawah kekiri kekanan sesukanya dia. Menyakitkan.

Setelah beberapa saat, dia melepaskan ikatan tali dari gag ku. Lalu menurunkan tali itu melewati selangkanganku, ke belakang. Kudengar bunyi derit sesuatu. Aku tidak tahu itu apa. Lega sesaat, lanjut lagi siksaan berikutnya.
"Nunduk!" bentaknya. "njengking situ! ga boleh jatuh!"
Aku menurut.

Tina menarik tanganku ke belakang (atau ke atas), lalu mengencangkan talinya rupanya ke kait di langit-langit. Memastikan aku tidak terjatuh rupanya, sekaligus mengekspos daerah vitalku ke belakang. Tampaknya beberapa foto dia ambil lagi.

Kemudian untuk menambah kesengsaraanku, rupanya tali itu tidak diikat pada kait, melainkan dilewatkan saja, lalu turun kembali ke kepalaku. Tina melepas kedua kepangku, lalu mengikat rambutku jadi satu dengan tali itu. Sedemikian rupa sehingga jika tanganku turun, kepalaku terjambak dan terdongak. Kemudian supaya memastikan aku tidak berubah posisi, dia mengambil tali yg lain, punya dia sendiri. Mengalungkan pada leherku, lalu mengikat ujung satunya ke tengah-tengah tongkat sapu di kakiku. Pas dah aku di suspension itu, tidak berdaya.

Dan bisa kutebak, dia kembali memperkosaku dari belakang. Vibrator itu dilepasnya, lalu kayu dari anusku di cabut, kemudian dia memperkosa kedua lubangku bergantian. Lama sekali dia lakukan itu, sambil menampar pantatku. Lucu membayangkannya sendiri, tapi tiap kali pantatku ditamparnya, tubuhku sperti melompat kecil. Dan hal ini menambah nafsunya. Lamma kelamaan akupun mencapai orgasme dengan perkosaan seperti itu. Lututku melemas, tapi aku mencoba bertahan, atau leherku bisa patah.

Melihatku orgasme, dia mulai meminta bagian. Gag ku dibukanya dan sumbatku dikeluarkan, tapi aku diancam tidak boleh berkata apapun, atau aku tidak akan dipulangkannya. Pussynya mendarat di mulutku, dan aku tahu apa kewajibanku. Kujilati sampai dia mulai mengerang, meregang dan menjambak kepalaku sambil menjepit wajahku sampai aku kehabisan nafas.

Setelah dia puas, dia keluar. Oh ya, dia juga kembali menyumbat mulutku. Aku sempat khawatir apa selanjutnya, dan kok lama sekali dia diluar.

Dia kembali setelah beberapa waktu. Posisiku diubahnya. Tali dari rambutku dikendorkan, tapi tali dari leherku ke tongkat di bawah diperpendek. Hasilnya aku lebih menungging. Setelah dia puas dengan posisiku, ...nyess.... sesuatu yang panas..(panas sekali juga ga sih) mengalir melewati anusku dan vaginaku. Itu bukan lilin, meskipn aku sempat menjerit perih. Perih karena hasil perkosaan tadi masih panas dikulitku.

Aku tidak tahu itu apa, sampai aku merasakan dia menjilati vaginaku. Mungkin sesuatu yg bisa diminum. Susu panas mungkin. Atau kopi. Yang pasti, kenyamanan jilatannya beradu dengan rasa panas pada vagina dan anusku. AKu mulai merasa horny kembali. Sampai beberapa waktu dia menjilati dan tetap menuang itu pelan pelan.

Setelah habis, dia langsung menggunting tali dari tanganku. Tubuhku mulai kehilangan keseimbangan, karena leherku dan tanganku tidak tersangga lagi ke atas. Aku mencoba menahannya, tapi tamparan keras di pantatku membuyarkan keseimbanganku. Aku sempat merasa aku bakal gegar otak kalau kepalaku mendarat ke lantai langsung. Bluk!

Belum selesai berpikir, aku mendarat di sesuatu yg empuk. Ternyata tadi dia sudah menjagai badanku dengan kasurnya. Pantas itu bunyi deritan tadi.
"kamu pikir aku setega itu menyiksamu? Aku tau kamu pasti tidak menyangka aku bakal menjatuhkanmu ya kan? hehehehe..."
Dia membuka gagku dan kembali mengeluarkan cdnya dr mulutku.
"kamu boleh bicara sekarang". Dia msh menyisakan tutup mataku.
"hosh...hosh..kamu gila Tin. Apa itu di pantatku tadi? hos...."
"hehehe...susu sari dele. kamu tau kan aku langganan itu? Enak?"
"...yang mestinya jawab kan kamu, lha km yg meminumnya."
"hari ini rasa spesial."

Aku dibiarkannya telungkup di tepi kasurnya begitu, masih terikat dan mata tertutup. Dia mengajakku mengobrol sesaat, pembicaraan yg ga nyambung dengan kondisiku waktu itu. Anehnya, meski tidak bisa apa2, aku ya menanggapi segala pembicaraan itu.

Waktu berlalu kira-kira 1 jam.
"Ok, masih ada 2-3 jam sebelum hari gelap. Kamu mau kuapain sekarang?"
"Kukira km mistressnya sekarang Tin"
"Km tau aku ga pernah jadi mistress kan? Jadi bingung ini kepala."
"Lakukan aza apa yg km suka klo aku lakukan ke kamu. Dan, tambahkan sedikit saja...bener2 sedikit saja, hal yang km tidak suka klo aku lakukan ke kamu. Aku pasrah dah."
"...hmmm...ok deh... Mulai. Bangun!" Dia mulai membentak lagi.
"Tin aku tidak bisa ba....angghhmmmmfff" dia menyumbat mulutku lagi.
Here we go again.
Setelah mulutku kembali terdiam,Tina melepas ikatan pada leherku, sehingga aku tidak perlu menunduk lagi. Kurasakan Tina memegang sikuku, dan tiba-tiba tangan kirinya menjambak rambutku,..."Berdiri! Ayo jalan!"

"..hhaammff...ghhaa...hiiissaah..." Aku menggeleng sambil mencoba menjelaskan bahwa aku ga bisa jalan dengan kaki begitu. Tapi, ctar pantatku kena lagi.
"Masih berani protes?! Jalan!!" Tina memang agak membantuku berjalan. Maka kuusahakan tetap diam sambil mencoba melangkah lebar-lebar... Mengingatnya lucu juga.

Susah sekali berjalan demikian. Ternyata dia membawaku ke kamar mandi di kamarnya. Oh tidak, dia serius balas dendam kepadaku. Karena dikamar mandi itu banyak sekali paku-paku yg kami pasang di sekeliling tembok. Biasanya, aku suka meninggalkan Tina tergantung disitu.

Aku mencoba menolak dan meronta untuk masuk disana. Tapi apa daya diri seorang slave yang sudah terikat? Pikiran buruk ada dikepalaku.

"Kamu dah janji mau jadi kadoku kan? Sekarang, tanganmu dan kakimu kulepaskan, dan aku mau ambil peralatan dulu, kamu janji tetap berdiri diam, tidak membuka tutup matamu dan gag mu. Ok?"

Tidak ada pilihan bagiku selain mengangguk. Tina menyandarkan aku di tembok dan membebaskan tangan dan kakiku. Aku diam berdiri, tidak bergerak sedikitpun, khawatir dia semakin menjadi.

Dikamar kudengar Tina melakukan sesuatu, tapi entah apa. Lalu dia kembali ke kamar mandi dan meletakkan sesuatu, tapi aku juga tidak tahu itu apa.

Setelah itu dia membalikkan badanku, kini wajahku menghadap tembok sudut.
"..hmm... gimana ya bagusnya?.....". Dia merenggangkan tanganku ke kiri dan kanan, tapi dia melepasnya lagi. karena takut dihukum, tanganku tetap kuangkat seperti orang ditodong.
"...hihihihi...Seli kamu lucu deh. Oh ya...diem ya...aku foto kamu."

Lalu Tina membalik badanku. Rupanya dia mengubah rencananya. Sekarang dia mengikat kedua pergelangan tanganku ke depan. Lalu mendudukkanku di klosetnya. Tanganku ditari dan diikat ke paku di tembok, sementara kkakiku ditekuk ke belakang, diikat satu sama lain melewati belakang kloset.

Sebuah tali melewati lutut kiriku, dia menariknya ke kiri. Lalu kelutut kananku, dan dia menariknya ke kanan. Kini aku sudah dalam pose yg menurutku dan menurutnya pasti amat menarik.

Sekarang bagian tersadisnya dia lakukan, bahkan aku belum pernah berbuat demikian kepadanya. Dia membuka gag ku. mengeluarkan cdnya yang sudah basah oleh air liurku. Aku tidak berani berkata apa-apa, selain meregang2kan mulutku yang kelu.

"Keluarkan lidahmu." Aku menurut. Kukira dia akan menjepitnya menggunakan penjepit jemuran. Ternyata... 2buah stik (yg aku tahu kemudian adalah stik drum) dijepit di lidahku. Kiri dan kanannya rupannya diikat dengan karet atau rafia.

"aaawwaaa.....aaaoooo....." Aku menggeliat kesakitan. Plak dia malah menamparku.
"Diem ta! Nanti malah putus lidahmu kalau km geleng2 terus!"

Kemudian kurasakan dia menaburkan sesuatu di lidahku. Sesuatu yang pahit, seperti bubuk.
"..aku ga meracuni kamu kok. Tapi sedikit ini akan mencegah sariawan. Hihihihi...lagipula lihat saja. Nti kamu akan melihat efek bubuk ini terhadap penampilanmu yg seperti org bloon."

Benar saja. Pelan-pelan bubuk pahit itu merangsang liurku untuk menetes. Rupanya dia mau mempermalukanku. Tidak kusangka, tapi kurasa aku bisa menerimanya. Apakah dia hendak menyiksa mentalku?

Splash! Satu siraman air mengguyurku, aku tidak siap dan gelagapan. Sekali lagi dia menambahnya. Kali ini dia menggunakan ember timba ukuran sedang. Aku benar benar susah bernafas waktu itu.

"Sekarang,jawab aku dengan anggukan atau gelengan. Aku tidak mau berkata keras-keras, karena tentu kita semua tidak ingin orang lain mendengar pembicaraan kita bukan?" Tina berbisik di telingaku. Kurasakan ancaman, aku mengangguk.
"Bagus. Sekarang, apakah kamu menyukai kondisimu saat ini?"
Spontan aku menggeleng. Plak! "Jawaban salah! Hehehe...aku sekarang bosnya. Ok? Jadi apakah km suka dengan kondisimu saat ini?
Aku menggangguk dengan terpaksa.

"Apakah km seorang budak?" Aku mengangguk.
"Hehehe..apakah km pernah di fuck sama cowok?" Aku mengangguk
"Jadi kamu pelacur ya?". Aku ragu-ragu untuk menggangguk. Tina mencubit susuku..."...aaawhaaahh...haahhh..."
Air liurku menetes sambil menahan nyeri.
"Ayo jawab! Kamu pelacur sundal kan?" Kali ini aku juga terpaksa menggangguk.
"Jadi, pelacur sundal. Kamu kerjaannya cari cowok yang burungnya gatel. Ya kan?" Aku tetap menggangguk, meski perasaanku mulai diinjak-injak.

"Berapa duit km dapet buat semalam? 1 juta?" Aku menggeleng.
"100 ribu?" Aku menggeleng.
"Ga dapat sama sekali, ya kan?" Aku tau, Tina mengharapkan aku menggangguk. Kuturuti.
Plak! "Jadi memang kamu wanita murahan. Vaginamu gatel kan?!" Tina tiba-tiba memasukkan dildo ke vaginaku, dildo yg permukaannya tidak mulus, ada benjolan2 kecil, lalu sebelum aku siap dia mengocokku.

"...hhaaa...hhhaaaahhh... ha..aahh.." Aku kesakitan karena tidak siap. Kumemohonnya untuk berhenti dengan menggangguk, tapi dia msh melakukannya.
"...hhaaa...haammm...ffhoo....nn....dhhiinn... " Aku meminta sedikit belas kasihan. Tapi Tina msh mengocoknya.
"Kamu pantas menerima ini, bitch!" Tubuhku reflek aku meronta-ronta, kepalaku kutarik ke belakang. Nasibku bertambah buruk, kepalaku terbentur tembok, sementara stik drum di lidahku menyangkut kedua lenganku, semakin menarik lidahku.
"aaaww...!"

Melihat kepalaku terbentur, Tina menghentikan kocokannya. Aku tahu dia terkejut, meski dia tidak mengungkapkannya. Dia mengelus2 kepala belakangku, rupanya dia takut ada hal buruk terjadi.

"Kapok? Makanya, jangan goyang aja". Jujur, ini diluar rencana, dan kepalaku pening sesaat.

"Hei bitch, km msh kuat...?" Kali ini Tina menunjukkan watak aslinya, bahwa memang dia bukan mistress yang ratu tega. Kalimat itu dikatakannya sambil setengah tertawa. Memang Tina sahabat baikku, dia tidak akan mencelakakanku.
Aku menggeleng melihat kesempatan untuk berhenti.

"Ok ok kita stop aza. Tapi kamu kumandiin dulu ya" Dia memasang lipatan handuk pada belakang kepalaku, takut terbentur lagi.

Tiba2 tembakan air mengarah ke mukaku. Lalu ke ketiak, susu, perut. Pahaku dan vaginaku.

"Sebentar-sebentar, kurang seru." TIna menghentikan tembakan air itu, lalu melepas ikatan kakiku. Selanjutnya, kakiku di spread ke agak keatas, aku tahu, dia menggantung kakiku ke kiri dan kanan di tembok. Lalu dia membuka mataku, melepaskan stik drum itu.

Kusadari kini posisiku memamerkan kemaluanku ke Tina. Melihat posisi exotic itu, dia memfotoku. Dan kusadari ternyata Tina sedari tadi sudah telanjang bulat
Kini dia berlutut, lalu menjilati ass ku, lalu vaginaku. Aku tahu Tina amat terlatih dalam menjilat, karena aku suka mengikatnya dalam posisi hogtied, lalu akupaksa dia menjilati ass dan vaginaku. Ketika dia hanya bisa menggerakkan kepalanya dan lidahnya saja, aku sudah berhasil dibuatnya klimax. Apalagi kini aku yang terikat, dan dia bebas bergerak. Aku menggeliat penuh kenikmatan,sementara Tina menyerangku dengan penuh nafsu.

Kina aku bisa menyaksikan bahwa Tina juga terangsang manakala melihatku terangsang. Bisa kutebak, selama dia menyiksaku, dia juga amat terangsang. Tapi kali ini dia sengaja memaximalkan kenikamatan itu kepadaku, sebagai permintaan maafnya rupanya. Sudah seharusnya dia meminta maaf, atau lain kali aku akan berlaku tanpa ampun ke dia.

Jilatannya enak sekali, aku mulai mengerang. Mulutku bergumam tidak karuan, sampai mataku melirik ke pojok, oh sialan ternyata Tina merekamku dengan handycamnya, diatas tripot. Tapi aku tidak sempat protes, karena aku hampir mencapai klimaxku. Perasaan extrem, setelah disakiti dan dihina, kini aku merasakan kepuasan yang meledak-ledak. Tina kanan Tina menggosok2 susuku, sementara tangan kirinya membuka bibir vaginaku,membantu lidahnya.

Aku klimax sekali. Dia masih memberi lebih. Kali ini dia menjilati assku, menghilangkan rasa sakit di situ setelah dia memperkosa assholeku tadi. Sementara jari-jari tangan kirinya mengocok kedalam vaginaku, mengincar g-spotku. Andai tanganku terbebas, aku akan membenamkan wajahnya di selangkanganku. Tapi aku hanya bisa meronta-ronta. Kini kulihat tangan kanannya memasturabasi vaginanya sendiri. Setelah beberapa saat, Tina mencapai klimax disusul aku yang sudah mengalami kepeningan dalam kenikmatan. Nafasku tersengal-sengal.

Lalu dia menyiramku dgn shower, juga tembakan air itu. Kebanyakan diarahkan ke vagina dan anusku. Membuatku mengerang2 keenakan karena tembakan air itu digerak-gerakannya seperti memijat. Cukup intens dia memberi pijatan itu, aku merasakan rangsangan yang luar biasa, tapi mukaku tetap disembur dengan shower,sehingga cukup susah aku mengambil nafas. Dia membiarkanku meronta ronta kecil, mau melihat klimaxku. Tapi aku tidak pernah klimax untuk yang ini.

Setelah itu, Tina menyabuni tubuhku, lalu membilas dan menggosok seluruh tubuhku dgn lembut.
Setelah itu dia mengeringkan tubuhku, melepas semua ikatanku. Dia menghandukiku.
"Tina kamu ternyata nakal sekali" kataku sambil mengeringkan tubuh.
"Hehehe.. Tapi asyik kan?" Kali ini giliran Tina yang mandi dihadapanku. Dia menyirami tubuhnya dgn shower, begitu sexy. Aku bukan lesbian, tapi aku terdorong untuk memeluknya, lalu meraba susunya dan mencium bibirnya.
Tina tidak melawan, dia memberikan lidahnya. hmm... Yah kami mandi sambil beraktivitas seperti lesbian.

"Sekali lagi, Happy Bday Tin."
"Thx ya, km kasih aku pengalaman berharga. Eh Sel, km ga bisa pulang besok ta?" Katanya sambil tersenyum.
"Aku tau arti senyumanmu itu...tidak."
"Please, aku kan baru sekali ini bisa mengikatmu? Please.." katanya memelas. Hehehe...aku merasa memang sih jika diikat oleh Tina ternyata menyenangkan. Aku juga merasakan kenikmatan dalam tiap siksaan dan hinaannya. Tapi aku lelah sekali.Untuk menggodaku, Tina meraba-raba tubuhku, menggosokkan jarinya ke kemaluanku dan tangan satunya meraba susuku. Aku susah untuk menolak.

"Ok ok.. aku akan minta ijin dulu ke ortuku. Kalo mereka ijinkan, km menang. Klo tidak, lupakan. Dan, malam nanti aku cuma mau yg soft aza"
"Asyik! Ok, soft ya. Sekarang sini-sini" Tina langsung mengambil tali tadi yang sudah basah, lalu segera mengikat tanganku ke belakang.
"lho lho..aku harus telpon dulu. Lepaskan aku." Dia tidak peduli, melainkan menggiringku ke kamarnya, lalu menelungkupkan aku di kasurnya. Jujur aku agak enggan melawannya.
"Telpon kan cuma butuh mulut." Tina segera mengikat lagi pergelangan kakiku dan pahaku. Lalu mengeluarkan HP ku dari tasku. Dia menelpon rumahku. Loudspeaker diaktifkan, dia meletakkannya disamping mukaku. "Sekarang km tidak bisa berbohong". Pintar juga.Mamaku menerima telepon.

"Ma, ini Seli. Ma, Seli nginap di tempatnya Tina ya, krn dia ultah nih... Sabtu lagi, besok kan Minggu"
"Lho, km ga bawa baju gitu? Nti mandi pakai apa?"
"er...pakaian dalam aku bawa kok ma. Hehe..emank dah rencana." AKu berbohong, aku tidak bawa pakaian cadangan, selain yang kupakai waktu kesini. Lagipula, aku tidak khawatir akan pakaian, krn rasanya aku tidak akan berpakaian semalaman.
"Besok jgn lupa km harus dah balik sebelum jam 7, ok?"
"Hik..hya maa" Aku sedikit terkejut karena Tina mengikat sikuku. "Tin..sebentar dunk!",aku
berbisik.
"Ya udah jgn lupa makan."
"Oke deh ...maakh.. " Sekali lagi aku agak tersedak, krn Seli mengikat kakiku ke tanganku, membuat aku hogtied dalam posisi yang ototku hampir tidak bisa mengatasinya. Untungnya mamaku tidak tau, ia menutup teleponnya.

"Bicara soal makan, aku sudah lapar nich Tin."
"Rasanya kamu kan tahan lapar? Pokok aku menang sekarang. Aku punya guling baru sekarang.

Boneka baru sekarang. hore" Dasar Tina dia kekanak kanakan sekali.
"Mulutmu emank penuh tipuan Sel. Sekarang Seli yang manis, buka mulutmu." Aku tahu maksudnya, tapi aku tidak melawan. Kubiarkan saja dia berbuat semaunya. Kubuka mulutku, lalu dia menyumpalkan celana dalamnya yang lain yg rupanya bekasnya semalam belum sempat dia cuci pagi tadi. Lalu dia mengikat mulutku dengan tali.
"...hhammmmmfff.." Tina mulai menggosok2kan tanggannya ke susuku. Birahiku mulai bangkit lagi perlahan-lahan.

Jadilah sepanjang malam aku jadi objek kepuasan sexualnya Tina. Tidak ada 'pain' malam itu.

Yah, Tina juga memberi kepuasan kepadaku. Dia msh memberi aku rangsangan, beberapa kali aku

dibuat klimax, meski beberapa kali dia menghentikan sebelum aku klimax, membuat wajahku

menjadi konyol dan memohon-mohon.

Kadangkala dia membuka sumpal pada mulutku, meski dia melarangku untuk berkata apapun.

Tujuannya adalah memaksaku menjilati asshole dan vaginannya. AKu tidak terbiasa, tapi ...yah selalu ada saat untuk yang pertama kali kan?

Aku juga tahu bahwa sesekali cece dari kamar seberang mengintip melalui celah korden kamarnya Tina. Entah sejak jam berapa dia sudah kembali ke kost, sehingga bisa melihat kami. Tapi kali ini, hal itu sudah bukan masalah. kami tertidur setelah kelelahan. Aku dan Tina, berdua dalam keadaan telanjang bulat, berkeringat dan tentu saja 'berlendir'. Bedanya, aku tetap terikat, sementara Tina memelukku seperti gulingnya.