Sunday, August 18, 2013

Guru Smu Baru

Cerita Dewasa - Ini hari pertamaku mengajar di smu di desa. Sesuai kebijakan depdik di kabupaten, penugasanku ada di desa ini. Tidak banyak persiapanku dari tempat kost, selain motorku yang klasik musti tidak rewel hari ini. Setelah sukses mencoba start dan memanasinya, aku meluncur di jalan makadam depan kost. Sampai jalan besar, tidak terlalu ramai seperti kota asal tempatku.

Sampai depan sekolah, mulai terlihat murid2 yang culun2 memasuki sekolah sambil melirik kedatanganku dengan pandangan bertanya maupun sambil berbisik. Entah karena tampilanku atau motorku. Setelah memarkir motor, mengunci kemudi dan helmku di kursi. Aku melangkah tegap ke ruang kepala sekolah. Sudah 1 minggu kami berbincang, tentang tugas di sini, sekarang saatnya mengucapkan salam di hari rabu ini pada beliau, sebelum memulai hari pengajaranku.

- Pagi Bu Rima - salamku sambil mengetuk pintu- Ah, masuk mas eh pak. Sekarang biasakan dipanggil Bapak aja ya.- Silahkan duduk - ujarnya sambil berdiri dan menunjuk ke kursi panjang di ruangannya.

Kemudian kepala sekolah mulai ikut duduk dan tersenyum senang janjiku menemuinya sebelum mengajar terlaksana. Lalu, pembicaraan membosankan mulai datang, basa basi tentang hari hari pertama mengajar mulai terucap. Sampai akhirnya ...

- Permisi Bu, Ruang di 2C sudah bisa digunakan ?

Terdengar suara merdu wanita, yang muncul di depan pintu ruang kepsek.

- Ya, Bu Made, catnya sudah kering sejak senin lalu.- Bu Made, ini perkenalkan guru fisika yang baru - ibu kepala sekolah memperkenalkan pada wanita cantik di pagi ini di pintu ruangannya.

Setelah berdiri mengucapkan namaku dan menjulurkan tangan, Bu Made tersenyum ramah padaku

- Mengajar di kelas mana pagi ini pak ?- Di kelas satu tiga. Kata Ibu Rima, kelasnya paling ujung dekat sawah.- Bu Rima, saya permisi dahulu, ke ruang tata usaha, mengurus rutinitas dulu ...- Ya, ya silahkan ... semoga lancar, semoga betah di sini ya ...- Baik, terima kasih Bu ...

Kutinggal mereka berdua di ruang kepala sekolah, kutinggalkan untuk mengurus absensi dan mendengarkan obrolan pagi di ruang guru.Setelah bel berbunyi, Pak Joko, guru olah raga telah siap dengan trainingnya mulai melangkah ke luar ruangan diikuti guru matematika dan yang lain.Terlihat semua guru2 di sini memiliki semangat mengajar yang bagus, dari obrolan tadi mereka antusias dengan siswa didik mereka. Saat melangkah menuju kelasku yang ternyata laing jauh, satu persatu aku melirik ke tiap ruangan yang sudah pada tertib, dengan guru di depan ruangan mulai mengabsen kehadiran murid2nya.

Memasuki kelasku, aku mulai merasa ragu2... murid2 di kelasku trlihat lugu, polos, tertib, tidak seperti jaman sma ku dulu. Wah, beda jauh dengan kenakalan kami.

- Selamat Pagi Paaak .. - hampir kompak mereka menyapa

Tersenyum, aku mulai mengajar dengan caraku, meskipun sesuai dengan kurikulum, tetapi cara belajarku pasti beda dengan yang mereka bayangkan.Tidak ada absensi. Kalo gak suka pelajaran, diluar saja. Boleh didalam asal tidak berbuat onar. Boleh tidur, asal jangan mendengkur. Dan macam2 kebiasaan yang pernah kurasakan saat sekolah dulu ... terlampiaskan pada mereka. Ah senang rasanya hati ini.Sampai pada saat kulempar penghapus papan tulis ke atas hingga memantul, terlihat mereka mulai paham dengan awal materi yang kuajarkan.Hingga saat kulenggangkan waktuku membiarkan mereka menyalin tulisan di papan, kuperhatikan mereka satu2.

Ada yang cantik 2 - 3 orang, di depan kelas dan di pinggir kelas. Ada yang selalu melirikku saat menulis dan tersenyum padaku. Yang menguap pun ada, terlihat kurang tidur sepertinya. Yang kukenal hanya dua, gadis yang di tengah, putri pak lurah, yang menunjukkan tempat kost yang akhirnya kusewa, dan temannya gadis cantik di sebelahnya. Mereka kutemui saat bertamu ke rumah pak lurah, atas saran Bu Rima, kepala sekolah.

Setelah memberikan beberapa materi lagi, bel ganti pelajaran berbunyi, dan berlanjut ke kelas lain ... sampai akhirnya saatnya pulang.

Sebelum motorku mulai kunyalakan, Bu Made dan Pak Didit telah disampingku.

- Pak, sekalian untuk acara ramaha tamah, sore nanti bisa ke rumah saya kan ? Guru2 yang lain juga akan datang setelah ashar.- Baik Bu Made, nanti saya ke sana, semoga tidak kesasar.- Nah, sekalian saja Bu Made ikut dengan Bapak pulangnya ini, kan bisa tahu sendiri rumahnya. - kata Pak Didin, guru kesenian.- Ya tidak papa Bu, saya boncengin ke rumah, kalo tidak keberatan- Oh ya, terima kasih kalau begitu, sebentar, saya ambil tas dulu ... - kata Bu Made sambil membalik badan- Pak Didin tinggal di mana ? - tanyaku sambil melihat sepeda klasik jaman belanda yang di pegangnya.- Dekat kok Pak, yuk, saya duluan ...

Di jalan, Bu Made diam saja, berbicara hanya pada saat menunjukkan arah ke rumahnya.

- Bu Made tinggal berdua dengan suami sekarang ? - tanyaku basa basi- Tidak Pak, suamiku sudah 3 tahun TKI di taiwan, jadi tukan masak di sana.- Hanya dengan momongan saja di rumah ? - lanjutku- Belum punya Pak, mungkin belum saatnya - kemudian Bu Made mulai bercerita tentang suaminya dan lain2 ...

Sesampai di depan rumahnya, terlihat rumah kecil di pinggir jembatan dengan luas halaman yang lebar untuk pohon2 mangga. Tinggal sendirian tapi sanggup merawat halaman segini luas ? rumahnya memang tidak besar, tetapi ...

- Mampir Pak, sekedar minum air dingin mungkin- Baik Bu - sambil kudorong motorku kesamping rumahnya, ke samping motor bebek merah yang sudah parkir lama di situ, terlihat debu tebalnya tidak ikut dibersihkan saat membersihkan halaman rumah ini.

Di ruang tamu aku menyandarkan badan, melihat sekeliling ruangan dan foto2 keluarga.Saat Bu Made kembali membawa nampan dan gelas berisi es dan air sirup, Bu Made berpamitan mengganti pakaian dahulu sebelum ikut duduk ngobrol.Sesaat membungkuk menaruh gelas di meja, aku mencuri pandang pada belahan dadanya yang membusung ... indah.Sendirian lagi di ruang tamu pikiranku mulai ke mana2 sekarang. Dengan macam2 pengalaman kota di desa yang sepi ini, aku mulai memutar otak sambil meminum air sirup di gelas ini.

Saat Bu Made kembali, aku sedang berdiri memandang foto di atas kursi panjang. Sambil menunjuk, aku bertanya,

- Mereka juga tinggal di sini ?- Oh, mereka tinggal di seberang sungai, saya sendirian dengan Bude Win.- Bude Win yang ini ? - tanganku ganti menunjuk foto kecil wanita bergandengan dengan Bu Made.- Ya, nanti sore baru kemari, sekarang masih di seberang sungai tempat adik.

Hmm adiknya juga tak kalah cantik, jika seperti di foto tadi.Saat kumembungkuk melihar foto lain di etalase, terlihat kembali belahan dada Bu Made yang ikut membungkuk di sebelahku terpantul dari piring perak dalam etalase ruangannya. Lama ku menatap pandangan itu, sampai aku melihat pandangan matanya yang ikut terpantul, menatapku, kemudian melirik arah pandanganku. Sigap dia berdiri sambil tersenyum, merona semu merah wajahnya.

- Indah kok. percayalah - ujarku ikut berdiri sambil memandangnya- Ah, Bapak ini, sperti apa kalau ..- Percayalah, anda cantik - berhadapan dengan Bu Made, kupegang kedua lengan atas sikunya.- Tidak sepatutnya suami anda menyia nyiakan wanita cantik dan berbadan bagus seperti anda di sini sendirian ... - mata Bu Made mulai terlihat kosong- Jika saja anda mendapatkan apa yang anda inginkan saat sendiri di malam hari - kudekatkan wajahku

Pandangannya seperti tidak melihatku, ada sesuatu di situ ... kuteruskan usahaku

- Seumpama setiap malam ada yang mengucapkan selamat malam sambil menemani malam anda ... - bibirku telah mendekat wajahnya

Kugeser sedikit, mulai kedekati telinga kirinya, dan perlahan berbisik

- Seandainya ada yang menucap ... aku sayang kamu yang cantik ini ...

Kali ni kucium telinganya, kuhisap dengan lembut sambil merangkul memeluk tubuhnya, kulirik jendela kecil di ruang tamu ... terlihat dari belakang dia mengangkat kepalanya dan kedua tangannya mulai mendekap kepalaku.

- Pak ... - lirihnya

Kubimbing perlahan wanita ini ke ruang dalam, menyibak kain antar ruang tamu dan tengah, akhirnya kusampai pada ruang tv, meja makan dan beberapa pintu ruang kamar. Sambil memeluk dan saling memagut leher dan bawah telinga masing2, kuarahakan wanita ini ke ruang pintu yang terbuka. Sekilas terlihat tempat tidur dan seragam guru yang dikenakannya tadi di samping tempat tidur.Sesampai di kamar tidur, kulepaskan pelukanku dan kupandang wajahnya yang terpejam. Kuraih dan kuangkat keuda jemari tangannya ke arah kepala dan menuju rambutnya, hingga dadanya terliaht membusung menantangku mengecupnya. Segera saja kebenamkan wajahku pada tengah belahan dadanya dan kembali wanita ini meraih kepalaku dan mengusap kepalaku beserta rambut cepak miliku.

Kuraih buah dada kirinya dengan tangan kananku, sementara bibirku telah melumat dadanya yang kanan. Tangan kiriku mulai menarik ke atas baju terusan yang dikenakannya hingga tangan kiri kini dapat meremas dadanya tanpa terhalang bajunya. Tangan kananku pun kini ikut meremas dada kirinya setelah ikut menarik bajunya ke atas. Dengan inisiatifnya sendiri Bu Mande mananggalkan bajunya melalui kepalanya. saat melepas bra sambil terus kuremas2 kedua dadanya, wanita ini miring dan kehilangan keseimbangan hingga terjatuh ke dipan di belakangnya.Setelah sekian lama memagut,

- Aahhh - rintih wanita ini saat kumulai mencumbu perutnya hingga perlahan ke bawah.

Perlahan kedua tangannya ikut meremas dadanya, saat tanganku mulai turun menarik lepas celana segitiga berkain tipis yang dikenakannya.Saat mencium, mengusap pangkal pahanya dengan lidahku, kini pakaianku pun telah ikut lepas, hingga terlihat pusakaku menegang menyentuh tepi tempat tidur.Waktu yang tepat untuk menarik tubuhnya ke tepi tempat tidur, hingga pangkal pahanya tepat bersentuhan dengan pusakaku.

Dengan sidikit melirik ke tepi tempat tidur, wanita ini mulai merasakan gesekan di sekitar pangkal pahanya yang dilakukan pusakaku.

- Terusss maasss masukin mass

Telah berubah panggilanku sekarang, tidak terlalu tua rasanya sekarang di panggil mas olehnya ... Hingga saatnya kumasukan kapala pusakaku perlahan kedalam lubang di pangkal pahanya. Ia merintih, menahan nafas sebentar, kemudian meremas kasur di dipan. Saat itulah mulai terasa sesnsasi hangat menjepit dan menghisap yang teramat nikmat kurasakan pada pusakaku yang semakin dalam melaksanakan tugasnya.Kutarik perlahan, kubenamkan lagi. Kulakukan berulang- ulang dan semakin cepat hingga ...

- AAAhhh - wanita ini mengejang dengan hebat, melampiaskan apa yang diinginkan salama ini, setelah berlama lama menunggu

Saat kumiringkan badannya, dan kembali memompa bawah tubuhnya, terdengar suaranya lirih ...

- Jangan buru-buru ya mass ... aarghh ... kembali ia menikmati gerakanku di bagian bawah perutnya.

Wanita ini ikut bergoyang, maju mundur, kiri kanan, dan semakin cepat. Hingga ia mengangkat kakinya melebarkan pangkal pahanya, yang kemudian diiringi erangannya

- aaarrrghhh - diikuti goyangan cepatku dan tubuhnya yang mengejang kembali hingga otot di betisnya ikut bergetar ...

Kuhentikan gerakan kami sesaat, hingga ia merenggut pahanya dan mengajakku duduk di atas dipan. Dengan melangkahkan paha kakinya melebar, pangkal pahanya telah bersentuhan lagi dengan pusakaku di posisi dudukku di bawahnya di pinggir dipan ini. Dengan yakin ia membimbing masuk ke dalam bawah perutnya, pusakaku mulai berselimut basah di dalam lubang pangkal pahanya. Dengan gerakan perlahan tapi pasti ia mulai mengangkat pantatnya dan menurunkannya. Membuat pusakaku kembali bergesekan nikmat di sekitarnya. Semakin cepat gerakannya hingga ku sadari hampir tiba waktuku. Tetapi ...

- Tunggu massss !! - jeritnya tertahan sambil menggesekan duduknya maju mundur di atas bawah perutku, membuat kuterpejam menahan sesaat ...Bebrapa waktu berlalu ...- AArrrghhh maaaaasssss - kecepatan gesekannya dan tegang pahanya diakhiri kejangan sesaat, membuatku ingin segera mancapai puncakku.

Kubanting tubuhnya kesamping dan kuangkat tinggi2 pahanya sambil kusandarkan pada kedua bahuku, kubenamkan pusakaku dengan cepat dan ganas kebawah perutnya hingga ...

- Ayo mas ... sekarang masss ... - rintihnya sambil mendesah, membuatku iramaku semakin cepat, hingga

- AEGGHH !! pekikku tertahan saat kucapai puncakku tepat di saat kutarik keluar pusakaku hingga cairan hangat kental putihku menyembur ke atas tubuhnya, hingga dagu dan mulutnya.

Wanita ini tersenyum bahagia saat kupeluk dirinya.

- Belum pernah mas, aku merasakan hal yang seperti ini. Suamiku biasanya biasa saja untuk urusan seperti ini. Apalagi sejak ditinggal ke luar negri ...- Mas, aku mulai senang dengan adanya mas sekarang.

Percakapan kecil terjadi setelah pergumulan tadi, dan terucap dirinya terpuaskan berkali kali tadi. Sambil melirik jam dinding, kuingatkan Bu Made untuk bersiap-siap dengan acara ramah tamah guru2 nanti sore di sini. Seolah tak ingin melepaskanku, Bu Made mulai mencumbu dan mencium tubuhku hingga bawah pusarku.

Sambil menarik kepalanya dengan lembut, kubisikkan

- Sayang, bagaimana kalau kelanjutannya nanti malam saja ... - kuakhiri ucapanku dengan ciupan hangat di bibirnya

Akhirnya, kuakhiri siangku bergumul di rumah Bu Made, dengan janji untuk meneruskannya malam nanti. Bude Win yang masih di rumah adik Bu Made dicegahnya malam ini untuk pulang dengan alasan acara guru2 yang hingga malam.

Sore setelah mandi di kost dan kembali ke rumah Bu Made ikut beramah tamah, dengan para guru2, kudapati ada beberapa guru wanita cantik yang kucatat dalam benakku untuk mencoba berselingkuh dengan mereka. Ada yang sudah menjanda tapi belum sampai 25 tahun umurnya, ada yang sering ditinggal dinas suaminya ke kota, ada juga yang lain.Yang cantik2 akan kucoba dahulu kapan-kapan, karena malam ni aku bakal bersama wanita cantik yang sering tersenyum menatapku di kursi ruang tamunya ...

Semoga ... hari2 penugasanku di desa ini yang jauh dari kota, bakal membuatku betah ...




Main Sex Dengan Adik Di Kamar ku

Cerita Dewasa - Gw anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1 tahun dengan adik lelakiku namu adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.

Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari, Gw sedang asyik telpon dengan teman cewekku. Gw telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.

hallow..! Siapa di dalam buka dong..! Udah nggak tahan..! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi

Iyaaaaaaa..! Wait..! ternyata adikku yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.
Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.
aduhhhhhhhh..... Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.

kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.
Ada apa sih kak? katanya.
Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.
criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.
Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.

Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.
Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.
Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.
hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.
Gw takut tertangkap basah melihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yang lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih menutupi helm penisnya.

Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.
o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.
Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.
Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.

Ya... basah deh rok kakak... katGw melihat ke rok dan celana dalamku.
Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.
Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.
Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.

Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontolnya mengkerut lagi.
Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
Gw lalu membuka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dengan membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memang memperhatikan Gw yang tanpa celana.

kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.
Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.

Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzzz..! katanya.
Karena Gw memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!

kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.
Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.
Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa nggak..? kata Gw sambil mencibir.
Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.
Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.
Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.

Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.

Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu" ujarku

Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul.
Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
Hehe... dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.

Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.

Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.
Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak... Nggak akan diapa-apain... Gw pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.

ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii...
Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali... Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. opppssttttt... Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.
Hihihi.. kakak terangsang ya..?
Enak aja... sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.
Ini basah banget apaan Kak..?
Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.
Kak... memek tu anget, empuk dan basah ya..?
Tau ah... Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.

Kak... gesek-gesek dikit ya..? pintanya.
Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.
Dikit aja Kak... Please..!
Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dengan nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih...
Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.
uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.
Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.

Enak ya kak..?

Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.
Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan.
kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!

Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.
Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah kontolnya.
Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dengan mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.

Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.
Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!
hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.
Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.

ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.
Dek... masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.
Iya Kak..!
Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.

Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.
Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok.
Ouughhh..! katanya.
Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam vagina Gw.

Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.
Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.
Wahh..! Gila adik ya..!
Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.

Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dengan jelas vagina Gw dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gw dari belakang.

uhhhhhh..! %@!#$&tt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.

Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yang bebas kini meremas-remas payudara Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yang cukup lama.

Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yang ke Sukabumi, maka dia yang akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini Gw mulai berani menelan sperma yang dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri




Di Ajarin Ngentot Dengan Kakakku

 - 
Saat itu aku baru saja mendapatkan kerjaku di kota Surabaya
sehingga untuk mendapatkan rumah dalam waktu dekat tidak mungkin aku lakukan karena terus terang saja,
aku belum mendapatkan tabungan yang cukup untuk membeli rumah. 

Akhirnya aku dapatkan tempat kost yang aku inginkan, perlu pembaca ketahui, nenek kostku mempunyai cucu perempuan yang saat itu masih berada dibawah bangku SMP, sebut saja namanya Endah. Endah adalah sosok yang mengasyikkan jika dilihat, walaupun dia masih dibangku SMP, Endah mempunyai bentuk tubuh yang montok dan setelah aku banding-bandingkan, Endah mirip dengan seorang selebitris di Indonesia yang masih single sampai sekarang. Oya, sebelumnya namaku Dandy, 30 tahun seorang karyawan di salah satu perusahaan di Surabaya.

Singkat cerita, tanpa terasa 2 tahun sudah aku menjalani masa kostku dan karena aku termasuk orang yang supel, aku cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dan karakter aku itu membuat Endah yang semakin hari semakin ranum dan sexy, tergila-gila dengan aku. Sampai suatu hari aku beranikan diri untuk mencium bibirnya, diluar dugaanku Endah membalas dengan buasnya. Sampai akhirnya aktivitas itu menjadi kegiatan rutin antara aku dengan Endah, sepulang kantor atau memanfaatkan waktu-waktu sepi di kost-kostan. Setiap melakukan hal itu, tanganku yang bandel juga tidak lupa menyelinap di balik CD nya dan sedikit menggesek-gesekan jari telunjukku di ujung clitorisnya. Dan walaupun aku hanya menggesekkan adik kecilku tetapi setiap aktivitas itu, aku selalu mencapai klimaks. 4 tahun ternyata waktu yang sedikit untuk menikmati hal itu. Sampai akhirnya aku harus keluar dari kost-kostan dan Endah harus kuliah di kota dingin Malang.


Setelah sekian tahun lamanya aku tidak mendengar kabar tentang Endah, di tahun 2001 aku iseng-iseng call Endah di rumahnya dan walhasil dari obrolan pertama di telepon tersebut, aku dapatkan nomor phone dia di Malang dan juga dia memberikan nomor HP. Akhirnya kita berdua sering kontak via telephone, walaupun aku sudah berstatus nggak bujang lagi, tetapi dia tetap saja bilang kalau masih sayang sama aku. Sampai akhirnya kita janjian untuk ketemu saat dia week end, karena setiap hari itu Endah selalu rajin pulang ke Surabaya.


Pucuk ditunggu ulam pun tiba, dengan perasaan deg-degan akhirnya aku bertemu dengan sosok Endah yang dulu masih lugu dan centil, sekarang tumbuh menjadi gadis yang sexy, sintal dengan ukuran bra 34. Waw, semakin aku menelan ludah setiap melihat tubuhnya yang sexy.


"Mas Dandy, gimana khabarnya," tanya Endah merusak pikiranku yang jorok.

"Ee.. baik, bagaimana dengan kamu?" jawabku gugup.

Kita berdua bercerita panjang lebar setelah sekaian lama nggak ketemu, Sampai akhirnya aku harus antar dia balik ke rumahnya di sUrabaya.
"En, kamu sudah punya pacar..?" tanyaku.
"Lagi blank nih Mas.. " jawab Endha tangkas
"O yah, kamu masih inget nggak saat aku ajarin kamu berciuman dulu?" godaku.
"Ihh, Mas Dandy emang bandel kok," sambil mencubit lenganku.
"Aow..," aku meringis kesakitan.
"Kamu mau nggak kalau aku terusin pelajarannya," tanyaku sekali lagi.
"Mau aja asal Mas yang ajarin," jawaban Endah membuat aku merinding.

Setelah kita bercanda dan bercerita panjang lebar, akhirnya aku menawarkan diri untuk ketemu minggu depannya lagi.

"Endah, minggu depan ketemu lagi yuk," ajakku.

"Boleh deh Mas..," jawab Endah dengan ceria.

"Tapi nginep ya di hotel?" godaku.
"Lho ngapain?" Endah balas bertanya.
"Katanya mau lanjutin pelajarannya.." aku mencoba memancing .
"Nakaall Mas Dandy.. nih."

Tanpa terasa akhirnya Endah harus turun di dekat rumahnya.

"Ma kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan," sambil pamit Endah mengecup pipiku. Alamak, darah mudaku bergejolak menerima sentuhan bibirnya yang mungil. Aku perhatikan lenggak-lenggok pinggulnya meninggalkan mobil starletku, sembari aku membayangkan seandainya aku bisa menikmati tubuh kamu Endah, duh betapa bahagainya diriku.

Satu minggu tanpa terasa aku lewatin, sampailah aku ketemu dengan Endah. Kali ini aku sudah booking hotel berbintang di pinggiran kota untuk satu malam. Tepat pukul 16.30, sepulang kantor aku bergegas mengemasi pekerjaan aku dan meluncur di tempat yang sudah kita sepakati bersama.

Bulu kudukku merinding saat dia memasuki mobilku, parfumnya yang harum sontak menggugah saraf kelaki-lakianku.

Tanpa pikir panjang, aku segera meluncur menuju hotel yang sudah aku booking sehari sebelumnya. Jujur saja, buat Endah ini adalah hal yang pertama masuk di hotel, sehingga dia sedikit kaku untuk lingkungan yang ada. Setelah chek ni, aku bergegas menuju lift untuk langsung ke kamar.

"Mas, aku mau mandi dulu ya..?" pinta Endah.

"Oke silahkan, apa mau aku mandiin," godaku.

"Nggak ah, nakal Mas Dandy nih.." sambil menjawab seperti itu, Endah bergegas menuju kamar mandi, dengan dibalut sehelai handuk, Endah berjalan gontai menuju kamar mandi. Mataku benar-benar tidak bisa berkedip melihat pemandangan tubuh Endah yang benar-benar menggairahkan. Pikiranku melayang saat membayangkan kemolekan tubuhnya.

20 menit berikutnya Endah keluar kamar mandi dengan menggunakan gaun tidur yang tipis, hingga membuat darah sex aku naik ke ubun-ubun. Akan tetapi aku berusaha mengendalikan gejolak nafsuku di depan Endah karena memang di depan dia, aku adalah figur seorang kakak yang baik.

"O ya Endah, kamu mau makan apa sekalian pesannya," tanyaku untuk menutupi gejolak bathinku.

"Terserah Mas deh," jawabnya.

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 20.15 menit dan tanpa terasa kami sudah bercerita panjang lebar, untuk sekedar melepas kangen. Kita berdua bercengkrama, bercanda cerita tentang apapun, sampai akhirnya..

"En, kamu serius mau lanjutin pelajarannya," tanyaku serius.

"He eh Mas Dandy," jawabnya.

"Endah.." aku tidak meneruskan pertanyaanku karena dengan cepat aku langsung menyerbu bibir Endah yang mungil.
"Mas.." Endah mendesah sambil memeluk badanku erat, tangannya yang bandel mulai meraba daerah sensitifku, sesekali memainkan rambutku. Endah mengelus kudukku sehingga membuat aku terangsang hebat.
Lidah Endah yang nakal, sesekali mengimbangi lidahku yag menjelajah seluruh bibirnya. Jemariku mulai bergerilya untuk melepas pengait BH Endah. Pengait BH nya terlepas,
"Mas.. kamu memang guru yang baik," sambil aku benamkan dalam-dalam wajahku dalam belahan payudaranya yang montok.

Sekitar 15 aku bercumbu dengan Endah, aku semakin penasaran dengan apa yang ada dibalik CD nya. Dengan perlahan aku mulai berusaha membuka CD yang dikenakan oleh Endah dan kegiatan aku semakin mudah karena Endah berusaha mengangkat pantatnya sehingga memudahkan aku untuk mempreteli CD nya. Alamak! bulu yang tumbuh masih halus sekali dan baunya wow.. ranum sekali segar, tanpa berpikir panjang aku segera membuka kedua pahanya dan mengunci dengan lenganku sehingga vagina Endah yang masih merah terpampang jelas didepan mataku. Dengan usapan halus, lidahku yang bandel mulai menjelajahi setiap mm permukaan vagina Endah.

"Oh.. Mas Dandy.. asyik sekali Mas.. ughh," rintih Endah saat lidahku mulai nakal menguak lubang surganya. Tubuh Endah seperti cacing kepanasan menerima setiapa jilatan lidahku, hisapan lidahku dan sesekali mengangkat pantatnya saat lidahku masuk dalam-dalam lubang vaginanya. Sesekali tangannya meremas rambutku yang sedikit gondrong, dan hal itu membuat gairahku semakin naik.

"Mas Dandy.. enak sekali Mas.. oh.. kenapa nggak dulu-dulu Mas," rengek Endah sambil melihat lidahku sedang mengerjai vaginanya. Clitorisnya yang semakin membesar memudahkanku untuk membuat Endah melayang. Ternyata Endah type orang yang mudah orgasme terbukti 15 menit pertama dia mengerang sambil menaik turunkan pantatnya.

"Mas.. Mas Dandy, Endah kebelet pipis Mas.. aduh," rintih Enda.

"Pipis aja sayang di mulut Mas.." jawabku.
"Mas.. aduh.. Endah nggak kuat.." Endah menjerit lirih sambil menggapitkan kedua pahanya di kepalaku. Dengan cekatan aku langsung membuka lebar mulutku dan cairan yang keluar begitu banyak sehingga aku merasakan minum air putih.
"Aduh Mas Dandy.. sudah sayang.. uh.. nikmat sekali Mas, kamu memang pandai dalam bercinta aakhh.." kata Endah. Aku tidak mendengar kan rintihannya, karena aku berkonsentrasi untuk ronde berikutnya karena aku ingin Endah merasakan nikmatnya bercinta dengan aku.

Setelah cairan yang keluar aku berihkan dengan cara aku jilatin, Endah kembali terangsang saat clitorisnya aku gesek dengan batang kemaluanku.

"Wow.. panjang sekali Mas Dandy.. aku suka banget."

Endah mulai menjilati dan mengulum batang kemaluanku, sepertinya dia sangat pandai mengoral cowok.

"Aakhh.. Endah.. kamu pinter tuh," erangku.
Endah tidak menjawab pujianku, dia semakin lahap menelan dan mengulum serta meghisap penisku, aku merem melek setiap penisku masuk dalam mulutnya.

Dasar aku, dengan kecepatan yang tidak diduga, aku langsung meraih selangkangan Endah sehingga posisi kamu menjadi 69. Kita berdua saling membuat rangsangan pada daerah-daerah yang sensitif.

Tidak selang berapa lama,

"Mmm, Mas Dandy.. aku.. pipis lagi.. oh.." Endah menggelepar kedua kalinya menerima serangan lidahku dan aku tidak tinggal diam, segera aku membalikan tubuh Endah dihadapanku dan,

"Endah kamu masih virgin?" tanyaku.
"Mungkin sudah tidak Mas,?" jawab Endah.
Aku sedikit kaget sembari bertanya, "Siapa yang lakukan pertama?"
"Aku pernah jatuh Mas, terus ngeluarin darah."
Sambil membisikna kata mesra, aku berusaha mencari lubang untuk adik kecilku yang sudah mulai menegang 7 kali lipat dari biasanya. Dengan bantuan sisa cairan yang masih ada di sekitar vagina Endah, penisku mulai mencari lubangnya dan bless.
"Mas Dandy.. enak sekali sayang."
Endah membantu mempermudah aku untuk memasukan penisku, sambil mendekap tubuhku, dia mulai memutar pinggulnya, sehingga penisku terasa ada yang memijit.
"Ooh.. Mas Dandy, kenapa tidak dari dulu kau berikan kenikmatan ini padaku.." Endah berkelenjotan menerima sodokan penisku.
"Crek crekk crek" penisku keluar masuk dalam lubang vaginanya yang sudah mulai becek dan basah kuyup.
"Mas.. Endah, pipis lagi.. ahh.." Endah menjerit panjang saat orgasme yang ketiga diraihnya.

Aku sudah tidak mempedulikan keadaan dia yang masih lemas setelah 3 kali orgasme, aku langsung membalik tubuh Endah sehingga posisi Endah sekarang seperti doggi style. Dengan leluasa aku bisa mengentot Endah dari belakang dengan keringat bercucuran.

"Mas.. kamu memang jago.. ooh.. uughh.." Endah merintih saat penisku masuk semua sampai pangkal batang kemaluanku. Tangannya yang halus hanya bisa mencengkeran seprei hotel saat menahan kenikmatan yang aku berikan. Pikiranku hanya satu, aku harus bisa memberikan kepuasan yang abadi untuk Endah, sehingga kalau dia butuh lagi pasti mencariku.

45 menit sudah pergumulan ini terjadi, entah berapa kali sudah Endah orgasme. Sampai akhirnya aku sendiri sudah merasakan klimaks sudah di ubun-ubun.

"Endah.. Mas mau keluar nih..," rintihku.

"Iya Mas, jangan dikeluarin didalam ya Mas..," pinta Endah.

"Iyaa.. sayang.. duh, tubuh kamu benar-benar montok sayang.. uughh."
Aku merintih saat dia mulai meggoyang untuk ke sekian kalinya, gila gadis muda yang dulu aku kenal masih lugu, sekarang sudah menjadi pasanganku untuk bercinta.
"Endah.. ohh Mas keluar..," secepat kilat aku mencabut penisku dan mengarahkan ke mulut Endah.
"Aowww.." spermaku muncrat diwajah Endah. Endah menjilati penisku dengn lahap sampai tidak tesisa sedikitpun spermaku yang keluar.
"Mas, kamu memang guru jempolan.. aku sudah 9 kali orgasme, Mas Dandy baru sekali.. kamu hebat Mas," cerita Endah.
"Kamu suka sayang," tanyaku.
"Suka banget, kamu maukan selalu berikan kenikmatan itu untukku?" balas Endah bertanya.
"Iya sayang, aku janji memberikan kenikmatan itu."

Endah memelukku dan membimbing aku untuk ke kamar mandi, dan dalam kamar mandipun aku juga melakukan lagi sampai pukul 3 dini hari. Sangat romantis bercinta dengan mantan anak ibu kost, karena dia juga baru pertama ini mengalami orgasme yang luar biasa dan sampai sekarang aku masih kontak-kontak sama dia, tepatnya saat dia butuh, aku segera atur jadwalku.